Header :

Selasa, 27 April 2010

Contek Strategi Bisnis Uya Kuya!


Siapa yang tak kenal dengan Uya Kuya? Sosoknya mudah ditemui di mana saja – maklum, profesinya sangat banyak. Mulai dari penyanyi, presenter, pelawak, pesulap, pemain musik, pengusaha, dan sederet profesi lain. Tak heran kalau MURI mencatat namanya sebagai artis dengan profesi terbanyak!

Debut paling anyar dari pria yang bernama asli Surya Utama ini adalah terjun ke bisnis. Bukan dengan membeli franchise mahal dari luar negeri, tetapi mantan penyanyi grup musik Tofu ini memulai bisnis dari bawah, dengan membuka gerai makanan. Di pinggir jalan, lagi.

Dan bisnis ini terus berkembang, terbukti sudah ada lebih dari 8 outlet bertebaran di seluruh penjuru Jakarta. Dengan menggunakan merek dagang Mr. Banana, usaha gerai makanan ini dikembangkan dengan sistem waralaba. Padahal, usaha ini belum lama didirikan. Ingin tahu strategi bisnisnya? Ternyata pria unik dengan rambut warna-warni ini punya kiat yang patut kita simak. Kalau perlu, contek saja! Asal, jangan cuma nyontek, tapi dimodifikasi, dong.

1. Pilih Usaha Berdasarkan Hobi

Uya Kuya menuturkan, bisnis makanan tercetus karena ia dan istrinya, Astrid, suka makan dan masak. Juga menciptakan resep-resep sendiri. Membuat usaha berdasarkan hobi memang lebih banyak berhasil, karena kita melakoninya dengan senang hati, tanpa ada rasa terpaksa. Bahkan bila bisnis hanya berkembang lambat pun, kita tetap merasa enjoy.

2. Berbisnis dengan Sepenuh Hati
Tidak heran, bila Uya menjalankan bisnis dengan sepenuh hati. Karena, usahanya didirikan atas dasar cinta akan hobinya. Uya menambahkan, bila kita merintis usaha tetapi menjalaninya dengan setengah-setengah, hasilnya tidak akan maksimal. Seperti halnya mahluk hidup, usaha – kalau terus diperhatikan, akan memberi keuntungan, terus maju dan berkembang.

3. Pilihan Produk yang Tepat

Boleh dibilang, usaha Uya Kuya juga mengikuti trend bisnis pisang goreng Pontia, meski dengan tampilan dan resep yang berbeda. Uya sendiri mengatakan, memilih binis pisgor (pisang goreng) karena praktis, bisa dimakan kapan saja dan semua orang suka. Pilihan yang tepat – karena pasar yang masih terbuka lebar. Bukan cuma itu, Uya menjamin kalau produknya benar-benar berkualitas, alias enak betul. Menjual produk yang berkualitas, menjamin orang puas dan datang kembali untuk membeli (repeat buying).

4. Produk Unggulan
Selain unggul dalam kualitas, Uya juga membuat variasi rasa, untuk melayani selera konsumen yang beragam. Selain pisgor original, ada rasa cokelat, keju, cokelat keju, srikaya, strawberry atau campur-campur terserah selera. Untuk melengkapi pisgornya, Uya juga menambahkan produk lain, yaitu lumpia dan tahu isi. Strategi lain dari Uya adalah soal harga. Ia menetapkan harga yang kompetitif dan relatif murah ketimbang produk pesaing.

5. Lokasi! Lokasi!

Jangan lupa, lokasi menentukan prestasi. Ini sangat berlaku dalam bisnis. Bayangkan, Anda membuka toko dengan desain interior dan eksterior menarik, tetapi letak toko itu tersembunyi di gang yang sepi. Mana ada orang yang tahu? Karena itu, pemilihan lokasi dipertimbangkan dengan cermat oleh pria kelahiran 4 April 1975 ini. Uya memilih lokasi yang berada di pinggir jalan yang arus lalu lintasnya ramai tetapi jalannya kendaraan cenderung pelan. Kalau kondisi jalannya ramai tapi arus kendaraan cepat atau kencang, maka kecil kemungkinannya orang yang lewat akan memperhatikan gerai pisgornya karena mengebut. Hmm, benar juga ya...

6. Libatkan Masyarakat Sekitar
Ini strategi yang bagus. Dengan melibatkan masyarakat sekitar, ada rasa memiliki yang tumbuh. Dampaknya, keamanan lebih terjamin. Kalau perlu, libatkan preman-preman sekitar untuk jadi satpam. Dengan catatan, kehadiran mereka tidak mengganggu dan tidak menggerogoti usaha. Kaum muda sekitar pun bisa direkrut sebagai karyawan. Dengan begitu, Uya tidak perlu memberi transport tambahan karena jarak rumah mereka dengan tempat usaha dekat.sumber: firabas.multiply.com
7. Kreatif!
Usaha tidak bisa berkembang kalau belum dikenal orang. Meskipun produk bagus, berkualitas dan enak, tapi jika tidak ada orang yang tahu juga akan percuma. Saat pembukaan gerainya, Uya sengaja memarkir 3 mobilnya di sekitar jalan di depan gerainya. Tentu saja parkirnya agak jauh, agar tidak ketahuan kalau itu mobil pemilik usaha Mr. Banana. Alhasil, jalanan menjadi tersendat dan agak macet. Otomatis, orang jadi lebih memperhatikan kalau di situ ada gerai baru. Dengan nama pengusahanya Uya Kuya lagi! Boleh juga. Asal tidak tidap hari. Bisa-bisa orang malah enggan lewat jalan itu.
Tidak itu saja, Uya juga menyebarkan brosur ke perumahan-perumahan. Dipilihnya hari Sabtu-Minggu supaya terbaca oleh pemilik rumah. “Sebab, kalau penyebaran brosur pada hari kerja, yang menerima adalah pembantu sehingga pesan tidak tersampaikan,” lanjut bapak berputera dua ini.
Satu lagi, pria humoris ini menuliskan kalimat lucu di setiap bon penjualannya, seperti: “Pembelian minimal 1 potong. Kalo ½ potong susah buatnya.” Juga, “Pisang yang sudah dimakan, tidak dapat ditukar atau dikembalikan.”

Tertarik? Coba saja strateginya!

Pump your spirit!

Dessy Danarti
*Penulis buku “Dari Hobi menjadi Hoki” (penerbit Andi, 2005

0 komentar:

Posting Komentar